Tingkatkan Kolaborasi dengan Desa dan Puskesmas, FK UNIZAR Gelar Workshop Malaria
& Stunting
Sebagai institusi pendidikan kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar
(FK UNIZAR) turut hadir dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat,
termasuk di desa binaan FK UNIZAR yaitu Desa Gelangsar, Kecamatan Gunung Sari,
Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan kali ini dikemas dalam bentuk Workshop Malaria dan
Stunting yang turut menghadirkan pihak desa, pihak Puskesmas Penimbung dan tim task
force FK UNIZAR. Kegiatan ini sebagai bentuk kolaborasi lintas sektoral yang berperan
dalam peningkatan layanan kesehatan guna meningkatkan taraf kesehatan masyarakat di
desa binaan, khususnya pada penurunan kasus malaria dan stunting.
Ketua panitia, dr. Hj. Suci Nirmala, S.Ked menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi
penentu gerak langkah kita bersama dalam menurunkan kasus malaria dan stunting,
sehingga hasilnya dapat dioptimalkan. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Dekan FK
UNIZAR, yang didampingi oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat bersama 6 orang tim task force Malaria dan Stunting. Pihak puskesmas
dihadiri oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Penimbung, Ns. Akhmad Juaini, S.Kep beserta 2
orang ketua program. Selaku tuan rumah, Kepala Desa (Kades) Gelangsar, Abdul Rahman,
S.PdI hadir bersama Sekretaris Desa, 2 Kepala Dusun dan Kader Desa.
Dekan FK UNIZAR, Dr. dr. H. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes, memberikan sambutan
sekaligus membuka kegiatan ini. “Saya senang sekali berada di Desa Gelangsar untuk
sebuah misi penting mengenai isu nasional, yang juga terjadi di Desa ini. Seringkali ketika
kita menghadapi masalah kesehatan, instansi pemerintah dan juga perangkat desa
fokusnya adalah menurunkan secapat-cepatnya kasus yang ada, tanpa ada breakdown
setiap masalah yang ditemukan tersebut. Sehingga kami perlu untuk bertemu bersama
semua lini sebagai bridge atau jembatan guna meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat desa. Dengan demikian, kolaborasi ini dapat menghasilkan suatu model
penanganan malaria dan stunting, insyaAllah segala niat baik tulus ikhlas semoga kita
semua mampu memberikan impact kepada masyarakat Desa Gelangsar” ucap dr. Artha.
Workshop ini dilaksanakan dalam 2 sesi, pada Sesi I adalah pemaparan program kerja
dari puskesmas, upaya yang telah dilakukan oleh desa dan kegiatan bridging program dari
FK UNIZAR. Pemaparan pertama tentang program yang telah dilakukan oleh Puskesmas
Penimbung untuk stunting dan malaria.
“Sesuai dengan tindak lanjut yang telah kita lakukan bersama pihak FK UNIZAR, ada 2
masalah yang kita sepakati yaitu asupan gizi ibu hamil dan pengetahuan masyarakat
tentang malaria. Ada 1 dusun yang dipilih untuk menjadi pelaksanaan program KIA
puskesmas dan termasuk wilayah model untuk mengurangi kasus stunting yaitu Dusun
Songoran di Desa Gelangsar ini. Untuk kasus malaria masih tinggi karena tingkat
pengetahuan masyarakat terkait hal tersebut masih kurang” ucap Pak Kapus.
Pemaparan kedua mengenai permasalahan dan upaya dalam menangani stunting dan
malaria oleh Desa disampaikan oleh Kepala Desa Gelangsar. Ada 3 hal yang menjadi
tantangan masyarakat Desa Gelangsar sehingga stunting masih terjadi pada anak-anak
desa yaitu perilaku hidup sehat, faktor keturunan dan pola asuh. Sedangkan masalah
utama malaria adalah 5 hal, diantaranya adalah mitos cupak (cetakan gula aren),
sumbatan air di kali dan parit, dan penggunaan gentungan tanpa di tutup. Upaya yang
dilakukan untuk mengatasi stunting sebanyak 4 program dan penanganan malaria
sebanyak 5 program yang bekerja sama berbagai pihak terkait
Selanjutnya adalah pemaparan oleh Tim task force Malaria dan Stunting dari FK UNIZAR.
Pemaparan mengenai bridging the problem: pemetaan dan analisis situasi program
Malaria disampaikan oleh dr. Hj. Suci Nirmala.
“By data, kasus malaria menurun hingga tahun 2021 namun apakah riil dengan kondisi
Pandemi Covid-19 mengingat proses pelacakan hingga pengendalian penyakit lebih sulit
pada masa krisis. Hasil pemetaan masalah malaria oleh kami diperoleh melalui rangkaian
kegiatan seperti edukasi, focus group discussion (FGD) dan Musyarawarah Masyarakat
Desa (MMD) di Desa Gelangsar adalah 6 masalah, namun yang menjadi prioritas masalah
yang dipilih oleh masyarakat yaitu kurangnya tingkat pengetahun” ungkap dr. Suci.
Pemaparan selanjutnya adalah bridging the problem: pemetaan dan analisis situasi
program Stunting yang disampaikan oleh Aena Mardiah, SKM, MPH. “Stunting tidak hanya
menjadi masalah desa, melainkan masalah nasional karena generasi sehat saat ini
menjadi cikal bakal generasi penerus bangsa. Ada 3 prioritas masalah utama stunting dari
hasil musyawarah desa yaitu pada asupan nutrisi ibu hamil, asupan nutrisi anak di bawah
2 tahun, dan kejadian kawin cerai” ucap Aena.
FK UNIZAR telah menyusun beberapa program inovasi berbasis pemberdayaan
masyarakat yang melibatkan puskesmas maupun pihak desa, baik untuk masalah stunting
maupun malaria. Diantaranya terdapat 5 program untuk masalah malaria dan 4 program
untuk masalah stunting. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan optimalisasi setiap
program puskesmas dan desa guna menghasilkan capaian program yang tepat sasaran
sehingga mampu menurunkan kasus masalah kesehatan tersebut.
“Pertemuan kali ini makin meyakinkan kita bahwa sekecil apapun langkah kita, ini bisa
menjadi penyemangat bagi kita semua untuk menjadi lebih baik. Fokus program inovasi
yang disusun oleh FK UNIZAR berada pada tataran pencegahan atau preventif, kalau untuk
kasus yang sudah ada, kita meminimalisir dampak dari kasus tersebut sehingga memiliki
gambaran yang lengkap mengenai trend penurunan kasus stunting maupun malaria” tutup
dr. Artha.
Harapannya, workshop ini merupakan aksi awal dari kolaborasi lintas sektoral sebagai
upaya implementasi solutif dalam memberikan intervensi. Keterlibatan masyarakat di
garis depan sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan kesehatan baik pada
masalah stunting maupun malaria di Desa Gelangsar.