FK UNIZAR

cover

Inovasi pembelajaran terus dilakukan oleh Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar (FK UNIZAR) untuk meningkatkan pencapaian kompetensi mahasiswa Tahap Pendidikan Akademik Sarjana Kedokteran (PPASK). Rabu (15/02/2023), menggelar Talkshow pada Blok Elektif Penanggulangan Bencana dengan tema “Peran Dokter Dalam Misi Kemanusiaan” di Ruang RK 1 FK Unizar dan Zoom Cloud Meeting yang dilaksanakan selama 200 menit dari pukul 09.00-11.30 Wita. Kegiatan ini merupakan salah satu metode pembelajaran pada Blok Elektif Penanggulangan Bencana dengan menghadirkan para pakar yang ahli di bidangnya untuk berbagi pengalaman mengenai penanggulangan bencana kepada 121 orang mahasiswa blok tersebut.

Blok Elektif Penanggulangan Bencana merupakan blok terakhir yang ditempuh oleh mahasiswa tahap PPASK yang dilaksanakan pada Semester VII selama 3 minggu. Blok ini dirancang dengan berbagai metode pembelajaran, salah satunya berbentuk talk show. Pada kegiatan kali ini, FK Unizar menghadirkan narasumber yaitu Prof. dr. Idrus A. Paturusi, Sp.B(K), Sp.OT(K) SPINE, Dokter Ahli Bedah Tulang Indonesia, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, dan Rektor Unhas Periode 2006-2010 dan 2010-2014 dan Dr. Sumarjaya, SKM, MM, MFP, C.F.A selaku Kepala Pusat Krisis Kesehatan (Kapuskris) Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI).

Dekan FK Unizar, Dr. dr. H. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan tersebut. Dr. Artha sangat mengapresiasi penyelenggaraan talkshow ini dan memberikan ucapan selamat datang kepada narasumber, dosen serta mahasiswa.

 

“Daerah Lombok, NTB ini merupakan daerah sangat rawan bencana sehingga hadir Blok Elektif Penanggulangan Bencana. Blok Elektif ini tidak sekedar ada karena harapannya blok ini sesuai dengan kompetensi, knowledge yang baik soal bencana, skill yang mumpuni dan personal behaviour yang baik. Kali ini melalui talkshow Elektif Penanggulangan Bencana dengan tema Peran Dokter Dalam Misi Kemanusiaan memiliki konektivitas dengan Visi dan Misi FK Unizar yang berujung pada core value kita, educating the mind without educating the heart, is no education at all-Aristotle.” Ucap dr. Artha.

 

Setiap pertemuan, dr. Artha selalu menyampaikan bahwa sebagai sivitas akademika FK Unizar tidak boleh lepas dengan visi dan misi serta impelementasi core value FK Unizar yang tercermin dalam perfoma keseharian sivitas akademika. Hal ini menjadi penting karena FK Unizar tidak hanya menghasilkan dokter yang cerdas dan terampil, tetapi sekaligus menghasilkan dokter yang memiliki empati, penuh rasa hormat, penuh kasih sayang, rela berkorban dan punya hati. Tidak hanya untuk mahasiswa, tetapi juga dosen, fasilitator, karyawan, harus penuh kasih sayang.

 

“Pelayanan kesehatan kedepan akan mengarah pada social context wisdom, ini sangat sesuai dengan core value kita, dokter kedepan yang akan banyak diterima dan dibutuhkan oleh masyarakat adalah dokter yang bijaksana, kasih sayang, dan baik hati, termasuk dalam upaya penanggulangan bencana ini. Mudah-mudahan anak-anakku sekalian mendapatkan pencerahan yang banyak pada talkshow ini dan bisa menjadi bekal untuk kedepannya sehingga lebih wise dan memiliki human touching yang baik” tutup dr. Artha.

 

Prof. Idrus, sapaan akrab dari Guru Besar FK Unhas ini, berbagi pengalaman selama terlibat dalam kebencanaan di Indonesia.

 

“Saya mengapresiasi kepada FK Unizar yang telah membuat blok ini dan kegiatannya sangat bagus dengan persiapan yang matang. Sebagai mahasiswa kedokteran dan akan menjadi seorang dokter, harus ada dari dalam naluri kita untuk meyakinkan diri bahwa kita dibutuhkan oleh banyak orang termasuk saat kejadian bencana. Peran ini bisa dioptimalkan melalui Tim Bantuan Medis (TBM) di fakultas kedokteran untuk terlibat dalam penanggulangan bencana. Kita diberikan kelebihan oleh Yang Maha Kuasa menjadi dokter itu sangat mulia.” ucap Prof. Idrus.

Prof. Idrus pada kesempatan ini juga berbagi gambaran mengenai keterlibatan tim kebencanaan pada saat menangani korban Gempa Bumi di Lombok Tahun 2018 yang lalu.

“Di sini lah peranan seorang dokter bahwa saat disaster akan terjadi kematian, communicable disease, fraktur, dan yang dibutuhkan saat penanggulangan bencana adalah triase. Pada hari pertama, perlu dievaluasi kelaikan RS, kemudian dibutuhkan Rumah Sakit lapangan dan mulai melakukan tindakan. Hari ke-3 sudah dapat ditangani dengan cepat saat gempa Lombok” ungkap Prof. Idrus.

Tak hanya itu, Prof. Idrus memiliki pengalaman yang berkesan sejak 40 tahun mengabdikan diri sebagai Ahli Orthopedi Indonesia. “Pengalaman sangat berkesan adalah saat penanganan bencana sosial seperti konflik Poso dan Tsunami di Aceh. Satu kunci utama adalah kita berangkat dengan keikhlasan maka selalu ada jalan dan memudahkan perjalanan kita, yakin dan percaya, itu bekal paling penting. Kita harus hilangkan ungkapan bahwa saat mahasiswa idealis, ketika dokter jadi kapitalis” tutup Prof. Idrus.

Kehadiran Pusat Krisis Kesehatan di bawah Kemenkes RI sudah menyiapkan dengan baik untuk upaya penanggulangan bencana. Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI juga berbagi insight yang sangat konstruktif dan up to date bagi mahasiswa kedokteran.

“Kecepatan dan ketepatan dalam penanganan bencana menjadi penting sehingga perlu penentuan dan pemetaan kejadian penyakit yang terjadi di berbagai bencana. Peran dokter sangat penting dan kehadirannya harus selalu ada saat terjadinya bencana, terutama menjadi penggerak upaya masyarakat, melakukan edukasi terkait krisis kesehatan, memberikan peningkatan kapasitas seperti BHD, kemampuan menolong diri sendiri dan melakukan evaluasi darurat” ucap Pak Jaya

Pusat Krisis Kesehatan telah meluncurkan Program Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK) Indonesia lengkap by name by address yang tidak hanya saat tanggap darurat, melainkan juga manajemen pra Bencana. Untuk menjadi TCK cukup memenuhi dua syarat yaitu memiliki kemampuan seperti ahli dibidangnya dan mobilitas yang tinggi. Saat ini, Pusat Krisis Kesehatan sedang menyusun muatan lokal dalam kurikulum rumpun kesehatan mengenai penanganan krisis kesehatan

“Saya sepakat dengan Prof. Idrus, bahwa kuncinya ada dua yaitu bekerja ikhlas dan bermanfaat bagi orang lain. Berbagai upaya preparedness yang telah dilakukan termasuk sejak kasus Kanjuruhan, kami melakukan kolaborasi dengan TNI/Polri dan Kemenpora untuk mengatur regulasi terkait kegiatan yang melibatkan banyak orang atau massa sehingga diterbitkan peraturan kementerian dalam mengatur kegiatan agar tidak terjadi banyak korban” ungkap Pak Jaya.

Kegiatan ini makin interaktif ketika momen diskusi yang berlangsung selama 50 menit. Para peserta sangat antusias menyampaikan beberapa pertanyaan kepada narasumber mengenai peran dokter dalam penanggulangan bencana dan bahkan ada sesi recall mahasiswa untuk menyampaikan sudut pandangnya mengenai materi talkshow.

Sebelum kegiatan ditutup, dr. Artha menyampaikan Closing statementnya. “Saya berharap mahasiswa makin memahami peran dokter dalam misi kemanusiaan. Ini semakin menguatkan core value kita dan sangat clear dijelaskan tahapan penanggulangan bencana. Terima kasih Prof. Idrus

 

dan Pak Jaya selaku Kapuskris yang telah meluangkan waktu untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman bersama kami” tutup dr. Artha.

Harapannya melalui pembelajaran di Blok Elektif Penanggulangan Bencana, kompetensi mahasiswa yang diharapkan tercapai dan dapat diaplikasikan setelah menempuh tahap Program Pendidikan Akademik Sarjana Kedokteran (PPASK) maupun Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD) di FK Unizar.


Medical Faculty of Universitas Islam Al-Azhar © 2024

The medical education study program of the medical faculty of Universitas Islam Al-Azhar (Unizar) was started in 2004 based on the Operational Permit of Dirjen Dikti No. 2100/D/T/2004, dated 17 June 2004

Then it was extended by Dirjen Dikti No 3239/D/T/2006, September 1 2006 until 2010. SK Permit Implementation No. 1913/D/T/K-VIII/2010 dated 24 May 2010 valid until 1 September 2014

Jl. Unizar No.20, Turida, Kec. Sandubaya
Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, 83232