FK UNIZAR

cover

Kamis (27/01/2021), Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar (FK UNIZAR) menggelar Talkshow pada Blok Elektif Kesehatan Haji dengan tema “Pandemi Covid-19 & Penyelenggaraan Kesehatan Haji” di Ruang Theater UNIZAR yang dilaksanakan selama 200 menit dari pukul 09.00-11.30 Wita. Kegiatan ini merupakan salah satu metode pembelajaran pada Blok Elektif Kesehatan Haji dengan menghadirkan para pakar yang ahli di bidangnya untuk berbagi pengalaman mengenai penyenggaraan kesehatan haji kepada 73 orang mahasiswa blok tersebut.

Talkshow ini juga dihadiri oleh tamu undangan diantaranya perwakilan RSUD Provinsi NTB, perwakilan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Mataram, perwakilan dari Dinas Kesehatan Prov. NTB, para pejabat struktural FK UNIZAR, dan para dosen fasilitator pada Blok Elektif. Hadirnya para tamu undangan ini merupakan bentuk dukungan terhadap proses pembelajaran pada Blok Elektif Kesehatan Haji hingga kompetensi yang diharapkan tercapai dan dapat diaplikasikan setelah menempuh tahap Program Pendidikan Akademik Sarjana Kedokteran (PPASK) maupun Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD) di FK UNIZAR.

Dekan FK UNIZAR, Dr. dr. H. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan tersebut. Dr. Artha sangat mengapresiasi penyelenggaraan talkshow ini dan memberikan ucapan selamat datang kepada narasumber, para tamu undangan, dosen serta mahasiswa.

“Selamat datang dr. Budi Sylvana, MARS, MH, Kepala Pusat Kesehatan Haji (Kapuskeshaj) Kementerian Kesehatan RI di FK UNIZAR, juga dr. Fery Rahman, SH, MKM selaku Sekjen Organisasi PP PERKEDWI dan dr. Mamang Bagiansyah, Sp.PD, dosen muda yang sangat aktif dalam kegiatan akademik. Fakultas Kedokteran UNIZAR memiliki visi yaitu Menjadi program studi pendidikan dokter terkemuka di Kawasan Indonesia Timur dengan unggulan di bidang kesehatan pariwisata berlandaskan nilai-nilai rahmatan lil alamiin”. Karena keunggulan kesehatan pariwisata dan nilai-nilai rahmatan lil alamiin, maka salah satu blok elektifnya kami pilihkan yaitu Kesehatan Haji.

“Sebagai pengantar terkait dengan blok elektif kesehatan haji ini, saya ingin menyampaikan hasil dari Forum Dekan AFKSI di FK UPH, pada 1 sesi dalam sidang pleno yang dibahas mengenai pendidikan kedokteran setelah masa pandemi. Saya turut menyampaikan pertanyaan, gagasan dan pandangan kepada para narasumber hebat bahwa ada yang hilang dalam pendidikan kedokteran ini, kita ingin menghadirkan dokter-dokter yang luar biasa pintar, dokter yang luar biasa hebat, terknologi kedokteran yang maju. Jikalau kita berbicara kompetensi ada 3 hal yaitu knowledgenya bagus, skillnya baik, attitude dan personal behaviour juga bagus”. Ucap dr. Artha.

Lebih lanjut dr. Artha menyampaikan bahwa Aspek knowledge dan skill ukurannya jelas, namun untuk aspek yang ketiga, ngukurnya masih belum jelas. Padahal kalau kita lihat sekarang, ini yang menjadi persoalan, kenapa? Pendidikan attitude dan personal behavior ini kurang sehingga seringkali kita menghasilkan dokter-dokter yang sebetulnya tidak professional dan tidak punya altruism (rela berkorban untuk manusia dan kemanusiaan), tidak punya kasih sayang, tidak punya cinta kasih.

“Di FK UNIZAR, kami ingin memperbaiki itu, back to the basic, core value kami adalah educating the mind without educating the heart, is no education at all, mendidik otak tanpa dibarengi mendidik hati itu bukanlah pendidikan. Sehingga kalau kita ingin menghasilkan dokter yang professional adalah dokter yang humanis, punya integritas, sudah dibentuk sejak mahasiswa. Tak hanya itu, dosennya pun harus professional, dosen tidak lagi menjadi sumber masalah dalam pendidikan kedokteran, yang merasa paling benar sendiri, paling hebat. Karena telah terjadi transformasi dalam pelayanan kesehatan kita, dari provider-based bergeser ke cost-based menjadi value-based yang menuntut peran dokter yang humanis dan juga layanan kesehatan yang terbaik. Hal inilah yang menjadi pijakan kami di FK UNIZAR, sehingga dengan demikian keberadaan blok elektif kesehatan haji karena kami ingin menambahkan kompetensi kepada mahasiswa tentang knowledge yang terintegrasi dengan kedokteran haji, termasuk skillnya, termasuk mengasah attitude dan personal behavior mahasiswa” Ucap dr. Artha

Blok Elektif Kesehatan Haji merupakan Blok terakhir yang ditempuh oleh mahasiswa tahap PPASK yang dilaksanakan pada Semester VII/Gasal selama 4 minggu. Blok ini dirancang dengan berbagai metode pembelajaran, salah satunya berbentuk talkshow. Pada kegiatan kali ini, FK UNIZAR secara langsung menghadirkan narasumber dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) yaitu Kepala Pusat Kesehatan Haji (Kapuskes Haji), dr. Budi Sylvana, MARS, MH.

Selain itu, ibadah haji sebagai salah satu bagian dari wisata religi, FK UNIZAR turut menghadirkan pembicara dari Perhimpunan Kedokteran Wisata Indonesia (PERKEDWI) yang diwakili oleh Sekretaris Bidang Organisasi, dr. Fery Rahman, SH, MKM. Dan tentunya tidak lengkap rasanya jika tanpa seorang petugas kesehatan haji untuk berbagi pengalaman kepada para mahasiswa, FK UNIZAR memiliki sumber daya yang mumpuni pada aspek tersebut dengan menghadirkan dosen tetapnya yang pernah menjadi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), yaitu dr. Mamang Bagiansah, Sp.PD dan saat ini juga menjabat sebagai Ketua IDI Kab. Lombok Tengah.

“Selamat pagi Bro & Sis (mahasiswa/i FK UNIZAR), sebelum menjawab pertanyaan dari moderator, saya sedikit berbagi kisah perjalanan karier yang saya lalui. Saya adalah orang pertama dari Indonesia yang ditugaskan ke Wuhan saat awal Covid-19, dan saya ditunjuk memimpin Tim Evakuasi WNI di Wuhan sebanyak 334 orang, yang kebanyakan mahasiswa kedokteran” ucap dr. Budi

dr. Budi melanjutkan tentang kebijakan haji ke depan, tergantung bro & sis generasi penerus dokter dari FK UNIZAR ini, “if you want to be 1st class, you must have 3C, there are Competency (kompetensi dasar), Capability (Kapasitas ditingkatkan melalui lanjut sekolah atau pun course) dan Connection (networking, silaturahmi)”.

“Hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh Jemaah Haji di NTB dan Indonesia adalah negara penyumbang kematian tertinggi Jemaah haji di dunia. Sehingga tugas kita sebagai mahasiswa kedokteran adalah melakukan edukasi karena wajib haji akan gugur jika tidak mencapai istita’ah atau mampu. Banyak cara edukasi kepada calon Jemaah haji sehingga jika edukasi ini berhasil, mudah-mudahan bisa menurunkan angka kematian Jemaah haji” tutup dr. Budi

dr. Fery Rahman, SH, MKM menyampaikan dari perspektif pariwisata kesehatan haji dan umroh, ada aspek-aspek yang mesti dipahami dan dikuasai, termasuk ketika menjadi dokter haji sebagai pendamping Jemaah haji diantaranya, fisik harus sehat termasuk imunitas tubuh, mental harus baik, nilai-nilai spiritual dan sosiokultural. Mahasiswa kedokteran sebagai “duta sehat” dapat mengingatkan aspek wajib yang perlu dipenuhi dalam menjalankan ibadah haji kepada masyarakat.

“Dekanat FK UNIZAR telah menginisiasi kegiatan bagus seperti ini yang menghadirkan narasumber lintas sektoral sehingga menjadi pemantik untuk peningkatan kompetensi juga kapabilitas adik-adik mahasiswa FK UNIZAR temasuk terlibat dalam petugas kesehatan haji Indonesia di era mendatang” kata dr. Fery.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji sangat kompleks, bahkan bisa dikatakan risk medical disaster, didalamnya juga memuat konsep travel medicine, dan kebencanaan. dr. Mamang Baginsah, Sp.PD turut memberikan insight kepada mahasiswa tentang pengalaman menjadi PPIH Tahun 2019.

“Pada Tahun 2009 dan 2010 saya mencoba daftar sebagai TKHI namun saat itu belum diterima, kemudia saya lanjut spesialis, dan mencoba daftar kembali di tahun 2018 sebagai PPIH, alhamdulillah diterima dan penantian saya selama 11 tahun akhirnya terjawab. Ketika menjadi petugas haji saya merasakan dokter yang sempurna, altruism sangat terasah. Tantangan menjadi petugas haji adalah sebagian besar Jemaah Haji memiliki usia 65 tahun yang merupakan usia rentan, sehingga edukasi adalah kunci untuk mempertahankan kondisi sehat saat menjalankan ibadah haji.”ucap dr. Mamang.

Kegiatan ini makin interaktif ketika momen diskusi yang berlangsung selama 50 menit. Para peserta sangat antusias menyampaikan beberapa pertanyaan kepada narasumber mengenai kebijakan penyelenggaraan ibadah haji, tantangan menjadi TKHI hingga cara jitu agar bisa lulus seleksi menjadi petugas haji. Pada rangkaian kegiatan ini juga, video tentang tim gerak cepat PPIH dan peran TKHI dalam pelayanan kesehatan haji untuk menggugah hati para peserta talkshow sehingga nantinya dapat terlibat dalam penyelenggaraan kesehatan haji.

 

Sebelum kegiatan ditutup, dr. Artha menyampaikan Closing statementnya.

“Pertama, berpikir distruptif adalah pola pikir yang anti mainstream, sehingga diperlukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi, termasuk telemedicine. Kedua, kalau petugas haji adalah panggilan, ibadah haji juga adalah panggilan. Jadi saya sekarang yakin ini sesuai dengan yang saya sampaikan tadi, bahwa ada yang hilang yaitu heart, menjadi dokter yang penuh kasih sayang, rela berkorban, dan pada petugas haji sudah tampak sikap tersebut. Dari provider based-cost based to value based, ada kontekstual wisdom bahwa dokter itu gak hanya pintar-tapi punya hati. Ini menjadi kekayaan kita, insyaAllah dokter-dokter alumni FK UNIZAR akan memegang teguh hal tersebut”. tutup dr. Artha.


Medical Faculty of Universitas Islam Al-Azhar © 2024

The medical education study program of the medical faculty of Universitas Islam Al-Azhar (Unizar) was started in 2004 based on the Operational Permit of Dirjen Dikti No. 2100/D/T/2004, dated 17 June 2004

Then it was extended by Dirjen Dikti No 3239/D/T/2006, September 1 2006 until 2010. SK Permit Implementation No. 1913/D/T/K-VIII/2010 dated 24 May 2010 valid until 1 September 2014

Jl. Unizar No.20, Turida, Kec. Sandubaya
Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, 83232